Jumat, 20 Mei 2011

Antropologi Era Kolonialisme




Banyak tulisan-tulisan penting tentang masyarakat dan kebudayaan hasil perjalanan oleh orang-orang Eropa menemukan dunia baru yang mana dari tulisan-tulisan tersebut banyak berpengaruh terhadap timbulnya ilmu antropologi. Tulisan-tulisan tersebut dibuat oleh orang Eropa pada akhir abad XV dan XVI, mereka mulai mengadakan perjalanan ke Afrika, Asia, Oceania dan Amerika yang dilakukan oleh para musafir, pelaut, penyiar agama Nasrani dan laporan-laporan dari para pegawai pemerintahan bangsa Eropa yang bertugas di daerah-daerah jajahan. Dalam abad inilah timbul karangan-karangan yang menyusun bahan etnografi (gambaran tentang bangsa-bangsa di suatu tempat) berdasarkan pola pikir evolusi masyarakat. Mereka menganggap bahwa masyarakat dan kebudayaan berubah secara lambat dalam waktu yang cukup lama. Antropologi fase ini mempelajari masyarakat dan kebudayaan yang primitif dengan tujuan mendapatkan suatu gambaran mengenai sejarah evolusi serta penyebaran kebudayaan manusia.

Kemudian pada fase yang ketiga dipermulaan abad ke XX, negara-negara Eropa sudah menjadi bangsa penjajah di berbagai penjuru dunia. Negara penjajah di Eropa berhasil mencapai kekuasaannya di daerah jajahan di luar Eropa. Kedudukan ilmu antropologi pun pada fase ini menjadi penting, yaitu mengetahui latar belakang kehidupan dan kebudayaan masyarakat pribumi. Dari sinilah didapat suatu cara untuk menguasai serta mempengaruhi penduduk atau masyarakat pribumi. Dari sini pulalah antropologi menjadi ilmu yang praktis, artinya mempelajari masyarakat dan kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa untuk kepentingan menjajah dan menperoleh suatu pengertian masyarakat masa kini yang kompleks.

Kemudian pada fase keempat, yaitu kira-kira sesudah tahun 1930 an, dalam fase ini mengalami perubahan yang besar. Bangsa-bangsa pribumi yang dijajah tadi sudah banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan barat atau Eropa yang mengakibatkan kebudayaan asli sudah mulai luntur bahkan hilang, dan selain itu akibat perang dunia kedua yang mana sesudah ini muncul kebencian terhadap negara yang menjajah, yang tadinya bangsa primitif sudah mulai terpengaruh oleh budaya Eropa. Antropologi dalam perkembangannya lebih memperhatikan suku-suku yang hidup di perdesaan di wilayah Eropa sendiri (fase-fase perkembangan antropologi menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat).

Tulisan tentang masyarakat dan kebudayaan bangsa Indonesia banyak sekali ditulis oleh para pegawai dari negara yang menjajah Indonesia seperti halnya Belanda dan Inggris. Penelitian dan pengamatan antropologi di Indonesia telah ada sejak masa penjajahan atau era kolonialisme. Pada abad ke XIX, T.J. Willer, pegawai pemerintahan dari Belanda menulis tentang masyarakat di Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat dan Maluku. Pada waktu Bengkulu dijajah Inggris, kepala pemerintahannya, W. Marsden (1783), menulis tentang suku yang ada di Indonesia, yaitu Minang Kabau, Rejang dan Lampung.

Masih ingatkah dengan C. Snouck Hurgronje, seorang ilmuan berkebangsaan Belanda yang memberikan gambaran tentang Aceh. Dia meneliti tentang kehidupan masyarakat Aceh. Penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan rahasia semangat juang masyarakat Aceh. Snouck sejak 1889 meneliti pranata islam di masyarakat pribumi hindia belanda khususnya aceh. Ia mempelajari politik kolonial untuk memenangi pertempuran belanda di aceh. Bagi pemerintahan belanda dia dianggap peneliti yang sukses akan tetapi bagi rakyat Aceh, Snouck adalah seorang penghianat.

Snouck merupakan penggalan cerita dari perkembangan antropologi di masa lampau saat bangsa Eropa mulai membangun kolonial di benua Asia, yang banyak mendapat tantangan dan pemberontakan. Dengan menghadapi masalah ini, pemerintahan kolonial berusaha mencari kelemahan suku-suku asli atau pribumi serta menaklukannya. Dengan mencari bahan-bahan etnografi tadi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa mereka mempelajari kebudayaan-kebudayaan dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat jajahannya untuk kepentingan kolonisasi.

Asal-usul antropologi, baik di barat maupun di Indonesia saling berkaitan erat terhadap sejarah kolonialisme, dapat kita lihat dari tulisan-tulisan yang mereka buat. Para pegawai kolonial jaman dulu wajib menulis laporan karakter masyarakat dan daerah yang mereka ambil sumber daya alamnya di daerah jajahan Belanda, yang mana dari catatan-catatan itu diberi nama etnologi, sebuah penggambaran watak khas masyarakat. Antropologi timbul dari adanya rasa ingin tahu dari manusia terhadap manusia lain. Rasa ingin tahu itulah yang mendorong manusia mengadakan perjalanan ke daerah lain. 

Perjalanan yang dilakukan oleh bangsa Eropa itupun dilakukan dengan tujuan bermacam-macam, ada yang menyebarkan agama, ada yang betul-betul ingin tahu akan daerah sekitarnya, dan ada juga yang mencari daerah jajahan. Yang terakhir inilah yang telah terjadi pada fase ketiga, dimana penjajahan pada bangsa-bangsa Asia dan Afrika mencapai puncaknya oleh bangsa Eropa. Mereka berlomba-lomba untuk memperluas daerah jajahannya, termasuk belanda yang saat itu menjajah Indonesia. perlombaan memperluas wilayah jajahan tersebut itulah yang kita kenal dengan masa kolonialisme.

Antroplogi dimanfaatkan untuk menganalisis masyarakat dan kebudayaan bangsa-bangsa yang terjajah, fungsi antropologi menjadi keperluan yang praktis artinya suatu usaha pembangunan masyarakat suku-suku bangsa yang berada di luar Eropa demi kepentingan kolonial. Antropologi menjadi sebuah metode penjajahan yang baru secara halus, yaitu dengan mempelajari watak-watak serta kebudayaan masyarakat yang dijajah.

Demikianlah antropologi yang terjadi pada masa era kolonialisme, dimana antropologi digunakan sebagai alat atau metode yang halus untuk mempelajari watak, kebiasaan maupun kebudayaan masyarakat pribumi oleh bangsa eropa demi kepentingan kolonisasi.


SUMBER : http://www.kaskus.us/showthread.php?p=33556539#post33556539

Kamis, 19 Mei 2011

Perkembangan Pandangan Baru tentang Organisasi


A.   Pokok Bahasan :
Perkembangan Pandangan Baru tentang Organisasi.
B.   Sub Pokok Belajar :
  1. Arti pengembangan Organisasi.
  2. Sejarah perkembangan Organisasi.
  3. Karakteristik Pengambangan Oragnisasi.
  4. Organisasi Masa Depan.
C.   Sasaran Belajar :
  1. Mahasiswa dapat mengetahui arti pengembangan organisasi.
  2. Mahasiswa dapat membandingkan perkembangan organisasi saat ini dengan sejarah organisasi.
  3. Mahasiswa dapat mengenali karakteristik yang berhubungan dengan organisasi.
  4. Mahasiswa dapat memahami perkembangan organisasi.

D. TIU :
Mahasiswa dapat mengetahui tentang pendangan baru organisasi.












 Pengertida Pengembangan Organisasi
Ada beberapa pengertian mengenai Pengambangan Organisasi, yaitu:
  1. Pengembangan Organisasi merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu organisasi
  2. Pengembangan Organisasi merupakan suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi
  3. Pengembangan Organisasi lebih menekankan pada sistem sebagai sasaran perubahan
  4. Pengembangan Organisasi meliputi perubahan yang sengaja direncanakan
Pengembangan organisasi mengukur prestasi suatu organisasi dari segi efisiensi, efektifitas dan kesehatan:
  1. Efisien dapat diukur dengan perbandingan antara masukan dan keluaran, yang mengacu pada konsep Minimaks (Masukan minimum dan keluaran maksimum)
  2. Efektifitas adalah suatu tingkat prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya artinya kesejahteraan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
  3. Kesehatan organisasi adalah suatu fungsi dari sifat dan mutu hubungan antara para individu dan organisasi yaitu hubungan yang dinamis dan adaptabilitas

Sejarah Perkembangan Organisasi
Sejarah Pengembangan Organisasi sangat erat hubungannya dengan teori organisasi. Teori Organisasi meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi modern.

Teori Organisasi Klasik            Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional yang berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai tahun 1800( abad 18).
Dalam teori ini, organisasi secar umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai organisasi yang sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku dan tidak mengandung kreatifitas. Dalam teori ini organisasi didefinisikan sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain bila orang-orang bekerja sama.
Teori Klasik berkembang dalam 3 aliran yaitu: teori birokrasi, teori administrasi, dan manajemen ilmiah.
            I. Teori BirokrasiTeori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic dan Spirit of Capitalism”.
            II. Teori AdministrasiTeori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
            III. Manajemen IlmiahManajemen Ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor tahun 1900. Ada beberapa pendapat tentang manajemen ilmiah, salah satunya adalah mengatakan manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi.
Teori Organisasi Neoklasik
            Teori Neoklasik secara sederhana dikenal sebagai aliran hubungan manusiawi(The Human Relation Movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.
Percobaan-percobaan ini dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi teori neoklasik. Pada akhirnya percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut:
 Partisipai
{
 Perluasan kerja
{
 Manajemen bottom-up
{

Teori Organisasi Modern            Teori modern biasanya disebut juga sebagai analisa sistem pada organisasi. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka.
Teori modern dikembangkan tahun 1950, dalam banyak hal yang mendalam teori modern dengan klasik berbeda, perbedaan tersebut diantaranya:
N Teori Klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, membicarakan konsep koordinasi, scalar dan vertikal.N Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh, lebih dinamis dan lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
Teori Modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi, yaitu:
 Komunikasi
M
 Konsep keseimbangan
M
 Proses pengambilan keputusan
M
Tujuan Perkembangan Organisasi ;
1. Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota
organisasi.
2. Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
3. Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi.
4. Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan
mengendalikan diri.

Karakteristik Pengembangan Organisasi

            Karakteristik organisasi adalah perilaku dan tingkah laku suatu badan/institusi terhadap kondisi yang ada diluar institusi itu maupun didalam institusi itu sendiri, artinya dalam dunia bisnisnya selalu fokus kepada pelanggannya yang bukan hanya dari luar perusahaan itu tapi juga orang-orang di dalam perusahaan yang merupakan aset perusahaan itu sendiri. (Maksudnya Masih jarang sebuah institusi itu menganggap karyawannya berpotensi untuk jadi aset dan akhirnya kurang mendapat perhatian dari perusahan itu sendiri), jadi semua mengarah kepada mutu yg ditentukan oleh 2 hal seperti yg tertulis sebelumnya.

Kerakteristik Organisasi yang efektiv adalah ; 
- Concern terhadap SDM dan memperlakukan SDM sebagai Asset yang berharga
- Program Training dan Pengambangan terbuka seluas-luasnya
- Program kompensasi terlaksana dengan baik
- Tingkat perputaran SDM rendah
- Top manajemen mempunyai komitmen dan mendukung terhadap perkembangan SDM
- Semua Team turut berpartisipasi dalam membuat kebijakan organisasi

Secara umum karakteristik pengembangan organisasi : 1)         Keputusan yang penuh pertimbangan maksudnya adalah suatu hasil yang diperoleh berdasarkan strategi yang telah direncanakan dalam rangka mewujudkan perubahan organisasional yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2)         Diterapkan pada semua sub-sistem manusia baik individu, kelompok, dan organisasi maksudnya adalah menerapkan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
3)         Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi maksudnya adalah menerima segala bentuk campur tangan misalnya dalam bentuk pendapat, baik dari anggota yang termasuk dalam sebuah organisasi atau berbagai pihak dari luar organisasi.
4)         Kolaborasi maksudnya adalah kerjasama antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
5)         Teori sebagai alat analisis maksudnya adalah menggunakan pengertian yang disebutkan secara tertulis lalu diterapkan sebagai alat analisis untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan dari suatu pengembangan organisasi.
6)         Mengutamakan potensi manusia maksudnya adalah mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
7)         Interaksi dan Interpendensi maksudnya adalah menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
8)         Pendekatan Ilmiah maksudnya adalah menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.

Organisasi Masa Depan
            Di era globalisasi saat ini organisasi dituntut untuk terus menerus mempersiapkan dirinya mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Pengalaman yang dialami berbagai organisasi di Negara maju menunjukkan bahwa hanya organisasi yang secara konsisten terus meningkatkan dirinya melalui pengembangan organisasi yang dapat bertahan. Pengembangan organisasi merupakan proses terencana untuk mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi. Oleh karena itu dibutuhkan perkembangan organisasi untuk mempertahankan kehidupan organisasi dalam menghadapi persaingan dan organisasi masa depan yang tidak terlalu mementingkan eksistensi sebuah organisasi.


SUMBER  : http://gustihidayatullah.blogspot.com/2011/04/perkembangan-pandangan-baru-tentang.html

Komunikasi dalam Organisasi

Bahasan

Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi[1].Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal. [2].

[sunting]Gaya komunikasi organisasi

Enam gaya komunikasi menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss

[sunting]Gaya komunikasi mengendalikan

Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The Controlling Style) ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
Pihak - pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.

[sunting]Gaya komunikasi dua arah

The Equalitarian Style Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication). Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.
3. The Structuring Style Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4. The Dynamic style Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.
5. The Relinguishing Style Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
6. The Withdrawal Style Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi. Berikut ini adalah tabel mengenai gaya komunikasi.
Mengalihkan persoalan.
jadi yang dimaksud dengan Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Komunikasi Organisasi juga dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.

[sunting]PROSES KOMUNIKASI ORGANISASI

KOMUNIKASI INTERNAL
Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan.[3]. Empat Dimensi Komunikasi organisasi
1. Downward communication Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah: a) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction) b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale) c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices) d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972): 1. Metode tulisan 2. Metode lisan 3. Metode tulisan diikuti lisan 4. Metode lisan diikuti tulisan
2. Upward communication Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah: a) Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan b) Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan d) Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.

Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit: 1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka 2. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai 3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai 4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai

3. Horizontal communication Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah: a) Memperbaiki koordinasi tugas b) Upaya pemecahan masalah c) Saling berbagi informasi d) Upaya pemecahan konflik e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama

4. Interline communication Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.

Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran: 1. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung 2. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya

Definisi Komunikasi dalam Organisasi. Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communication menguraikan ada tiga model dalam komunikasi:
1. model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog.
2. model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan.
3. model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan.
Proses Komunikasi
Dalam dataran teoritis, paling tidak kita mengenal atau memahami komunikasi dari dua perspektif, yaitu:
1. Perspektif kognitif.  Komunikasi menurut Colin Cherry, yang mewakili perspektif kognitif adalah penggunaan lambang-lambang (symbols) untuk mencapai kesamaan makna atau berbagi informasi tentang satu objek atau kejadian.  Informasi adalah sesuatu (fakta, opini, gagasan) dari satu partisipan kepada partisipan lain melalui penggunaan kata-kata atau lambang lainnya.  Jika pesan yang disampaikan diterima secara akurat, receiver akan memiliki informasi yang sama seperti yang dimiliki sender, oleh karena itu tindak komunikasi telah terjadi.
2. Perspektif perilaku. Menurut BF. Skinner dari perspektif perilaku memandang komunikasi sebagai perilaku verbal atau simbolik di mana sender berusaha mendapatkan satu efek yang dikehendakinya pada receiver.  Masih dalam perspektif perilaku, FEX Dance menegaskan bahwa komunikasi adalah adanya satu respons melalui lambang-lambang verbal di mana simbol verbal tersebut bertindak sebagai stimuli untuk memperoleh respons.  Kedua pengertian komunikasi yang disebut terakhir.
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system).  Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi.  Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.  Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.  Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
1)    Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.  Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.  Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
a)  keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah
b)  kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
c)  kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi
d)  tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
2)    Berkaitan dengan pesan atau message.  Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.  Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.  Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.  Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.  Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata.  Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
Hambatan dalam komunikasi organisasi
Hambatannya adalah apabila saluran komunikasi dalam organisasi tidak berjalan atau digunakan sebagaimana mestinya, karena hal ini berpengaruh terhadap operasional organisasi seperti perusahaan. Organisasi terdiri atas sejumlah orang melibatkan keadaan saling bergantung kebergantungan memerlukan koordinasi- koordinasi mensyaratkan komunikasi.

Sistem Perilaku Organisasi

Organisasi adalah Sekumpulan orang, yang terdiri dari 2 orang atau lebih, yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai ideal-ideal ataupun tujuan organisasi.


garis besar unsur-unsur pembentuk sebuah organisasi :
 Kumpulan 2 orang atau lebih
 Berinteraksi dan bekerjasama
 Mencapai tujuan bersama

Pada dasarnya manusia memiliki batasan dan tidak dapat hidup sendiri, sebagian besar tujuannya (keinginan) hanya dapat terpenuhi apabila yang bersangkutan berhubungan dengan manusia lainnya.
Menurut Chester L barnard pembatasan-pembatasan pencapaian tujuan ada 2 faktor
• Pembawaan biologis atau kemampuan seseorang
• Faktor-faktor fisik lingkungan
Sebuah sistem sosial adalah suatu hubungan manusia yang kompleks dalam berinteraksi. Dalam sebuah organisasi, sistem sosial mencakup semua orang di dalamnya dan hubungan mereka antara satu orang dengan orang lain dan kepada dunia luar.
Pada awal, organisasi masih berupa kumpulan orang. Kumpulan ini dibangun berdasarkan undangan atau panggilan. Atau mungkin melalui rekrutmen. Jadi organisasi kita masih seperti terminal bus. Banyak orang tapi tanpa sistem sosial.
Tugas kita adalah membangun dan menata sistem sosial. Ada kehidupan bersama, ada hirarki ada peran tapi ada kesatuan sosial. Melalui sistem sosial ini, ide bagus dicerna dan dihayati, kemudian diekspresikan kembali dalam tindakan praktis.
Dalam tingkat yang matang, sistem sosial ini tumbuh menjadi budaya organisasi. Kultur organisasi. Jadi suatu sistem sosial merupakan bagian dari organisasi.

2. CARA PANDANG ORGANISASI SEBAGAI SISTEM
Dalam teori organisasi dikenal adanya bermacam-macam pendapat tentang berbagai cara pandang, pendekatan, ajaran, tinjauan, model ataupun konsepsi. Di antara berbagai macam cara pandang tidak satupun yang memiliki kebenaran mutlak. Ini adalah salah satunya cara pandang organisasi sebagai sistem.
Sistem adalah keterpaduan berbagai faktor yang saling berhubungan dan saling tergantung yang terikat oleh asas-asas tertentu dalam rangka pencapaian tujuan. Secara sederhana dalam cara pandang sistem terkandung berbagai pengertian sebagai berikut :
1) Input
Merupakan unsur yang dimasukan untuk diolah.
2) Pengolahan
Kegiatan mengubah input menjadi output.
3) Output
Hasil yang didapat dari pengolahan.
4) Umpan balik
Reaksi yg timbul dari lingkungan terhadap input, pengolahan atau output umpan balik dibedakan menjadi dua yaitu:
I. Umpan balik positif
Reaksi yang menunjukan adanya persetujuan dengan sistem yang berjalan.
II. Umpan balik negatif
Reaksi yang menunjukan ketidak sepakatan terhadap sistem karena diketahui adanya penyimpangan.
5) Sistem tertutup dan sistem terbuka
• Sistem tertutup : sistem yang batasanya tidak dapat ditembus oleh faktor lingkungan.
• Sistem terbuka : sistem yang batasanya dapat ditembus oleh faktor lingkungan.
Sebenarnya hampir tidak ada Sistem tertutup mutlak dan sistem terbuka mutlak. Maka lebih tepat Sistem relatif tertutup dan sistem relatif terbuka.
Organisasi merupakan sistem terbuka yang selalu terdapat input, pengolahan, output dan umpan balik. Di samping itu organisasi tidak berada di dalam kekosongan melainkan dalam interaksi dengan lingkungan. Antara organisasi dengan lingkungan perlu adanya penyesuaian. Organisasi dapat menyesuaikan lingkungan atau apabila mampu merubah lingkungan. Organisasi harus sadar akan lingkungannya, bahwa unsur lingkungan berjumlah banyak dan berubah-ubah.

3. Ruang Lingkup Organisasi dan Metode (O & M)
A. Pengertian O & M
Rangkaian kegiatan penyempurnaan yang dilakukan secara terus menerus agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Lingkup kegiatan O & M meliputi penyempurnaan segala aspek administrasi.

• Efisiensi : perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil (output) yang diperoleh dengan kegiatan yang telah dilakukan serta sumber dan waktu yang digunakan.

Efesiensi = output dibagi input

Efisiensi harus diperhatikan benar karena merupkan syarat atau ukuran pada pelaksanan kerja yang setepat tepatnya.
• Syarat pencapaian efisiensi
o Pencapaian target harus berhasil guna
o Pencapaian efektif
o Dapat dipertanggungjawabkan
o Pembagian kerja
o Prosedur yang praktis

B. Fungsi satuan O & M
Satuan O & M sebagai satuan penataan yang memiliki fungsi sbb:
o Memelihara struktur organisasi yang baik.
o Mengusahakan agar terlaksana dengan baik penerapan asas organisasi.
o Mengusahakan agar terpelihara pola-pola hub kerja yang sederhana, jelas, dan rasional.
o Mengusahakan agar pencapaian tujuan organisasi dapat berlangsung secara efisien.


C. Kegiatan O & M
o Analisis organisasi
o Analisis kepegawaian
o Komunikasi dalam organisasi
o Tentang tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
o Penyederhanaan kerja
o Organisasi unit
o Dll.

Sesuai dengan prinsip dalam O & M pembahasan pada bidang tersebut dititik beratkan pada pembahasan tentang sistem, prosedur dan tata kerjanya dalam kaitannya dengan asas efisiensi.

Kesimpulan

Organisasi memiliki banyak definisi. organisasi adalah suatu sistem yang saling berhubungan satu sama lain dalam kelompok dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.


Referensi
• http://azrl.wordpress.com/2009/01/17/sistem-sosial/
• Sutarto., Dasar-dasar organisasi, Gajah Mada University Press, 1998
• Widiatmini., Diktat Kuliah : Pengantar Organisasi dan Metode, gunadarma

Organisasi adalah Sekumpulan orang, yang terdiri dari 2 orang atau lebih, yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai ideal-ideal ataupun tujuan organisasi.
garis besar unsur-unsur pembentuk sebuah organisasi :
 Kumpulan 2 orang atau lebih
 Berinteraksi dan bekerjasama
 Mencapai tujuan bersama

Pada dasarnya manusia memiliki batasan dan tidak dapat hidup sendiri, sebagian besar tujuannya (keinginan) hanya dapat terpenuhi apabila yang bersangkutan berhubungan dengan manusia lainnya.
Menurut Chester L barnard pembatasan-pembatasan pencapaian tujuan ada 2 faktor
• Pembawaan biologis atau kemampuan seseorang
• Faktor-faktor fisik lingkungan
Sebuah sistem sosial adalah suatu hubungan manusia yang kompleks dalam berinteraksi. Dalam sebuah organisasi, sistem sosial mencakup semua orang di dalamnya dan hubungan mereka antara satu orang dengan orang lain dan kepada dunia luar.
Pada awal, organisasi masih berupa kumpulan orang. Kumpulan ini dibangun berdasarkan undangan atau panggilan. Atau mungkin melalui rekrutmen. Jadi organisasi kita masih seperti terminal bus. Banyak orang tapi tanpa sistem sosial.
Tugas kita adalah membangun dan menata sistem sosial. Ada kehidupan bersama, ada hirarki ada peran tapi ada kesatuan sosial. Melalui sistem sosial ini, ide bagus dicerna dan dihayati, kemudian diekspresikan kembali dalam tindakan praktis.
Dalam tingkat yang matang, sistem sosial ini tumbuh menjadi budaya organisasi. Kultur organisasi. Jadi suatu sistem sosial merupakan bagian dari organisasi.

2. CARA PANDANG ORGANISASI SEBAGAI SISTEM
Dalam teori organisasi dikenal adanya bermacam-macam pendapat tentang berbagai cara pandang, pendekatan, ajaran, tinjauan, model ataupun konsepsi. Di antara berbagai macam cara pandang tidak satupun yang memiliki kebenaran mutlak. Ini adalah salah satunya cara pandang organisasi sebagai sistem.
Sistem adalah keterpaduan berbagai faktor yang saling berhubungan dan saling tergantung yang terikat oleh asas-asas tertentu dalam rangka pencapaian tujuan. Secara sederhana dalam cara pandang sistem terkandung berbagai pengertian sebagai berikut :
1) Input
Merupakan unsur yang dimasukan untuk diolah.
2) Pengolahan
Kegiatan mengubah input menjadi output.
3) Output
Hasil yang didapat dari pengolahan.
4) Umpan balik
Reaksi yg timbul dari lingkungan terhadap input, pengolahan atau output umpan balik dibedakan menjadi dua yaitu:
I. Umpan balik positif
Reaksi yang menunjukan adanya persetujuan dengan sistem yang berjalan.
II. Umpan balik negatif
Reaksi yang menunjukan ketidak sepakatan terhadap sistem karena diketahui adanya penyimpangan.
5) Sistem tertutup dan sistem terbuka
• Sistem tertutup : sistem yang batasanya tidak dapat ditembus oleh faktor lingkungan.
• Sistem terbuka : sistem yang batasanya dapat ditembus oleh faktor lingkungan.
Sebenarnya hampir tidak ada Sistem tertutup mutlak dan sistem terbuka mutlak. Maka lebih tepat Sistem relatif tertutup dan sistem relatif terbuka.
Organisasi merupakan sistem terbuka yang selalu terdapat input, pengolahan, output dan umpan balik. Di samping itu organisasi tidak berada di dalam kekosongan melainkan dalam interaksi dengan lingkungan. Antara organisasi dengan lingkungan perlu adanya penyesuaian. Organisasi dapat menyesuaikan lingkungan atau apabila mampu merubah lingkungan. Organisasi harus sadar akan lingkungannya, bahwa unsur lingkungan berjumlah banyak dan berubah-ubah.

3. Ruang Lingkup Organisasi dan Metode (O & M)
A. Pengertian O & M
Rangkaian kegiatan penyempurnaan yang dilakukan secara terus menerus agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Lingkup kegiatan O & M meliputi penyempurnaan segala aspek administrasi.

• Efisiensi : perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil (output) yang diperoleh dengan kegiatan yang telah dilakukan serta sumber dan waktu yang digunakan.

Efesiensi = output dibagi input

Efisiensi harus diperhatikan benar karena merupkan syarat atau ukuran pada pelaksanan kerja yang setepat tepatnya.
• Syarat pencapaian efisiensi
o Pencapaian target harus berhasil guna
o Pencapaian efektif
o Dapat dipertanggungjawabkan
o Pembagian kerja
o Prosedur yang praktis

B. Fungsi satuan O & M
Satuan O & M sebagai satuan penataan yang memiliki fungsi sbb:
o Memelihara struktur organisasi yang baik.
o Mengusahakan agar terlaksana dengan baik penerapan asas organisasi.
o Mengusahakan agar terpelihara pola-pola hub kerja yang sederhana, jelas, dan rasional.
o Mengusahakan agar pencapaian tujuan organisasi dapat berlangsung secara efisien.


C. Kegiatan O & M
o Analisis organisasi
o Analisis kepegawaian
o Komunikasi dalam organisasi
o Tentang tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
o Penyederhanaan kerja
o Organisasi unit
o Dll.

Sesuai dengan prinsip dalam O & M pembahasan pada bidang tersebut dititik beratkan pada pembahasan tentang sistem, prosedur dan tata kerjanya dalam kaitannya dengan asas efisiensi.

Kesimpulan

Organisasi memiliki banyak definisi. organisasi adalah suatu sistem yang saling berhubungan satu sama lain dalam kelompok dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.



 ORGANISASI SEBAGAI SEBUAH SISTEM
Definisi sederhana dari organisasi adalah suatu kelompok orang yang mempunyai
tujuan yang sama. Tujuan merupakan hasil yang berupa barang, jasa, uang, pengetahuan
dan lain – lain. Tujuan disini dapat di definisikan sebagai output, dan untuk menjadi output
di perlukan input. Input dapat berupa raw material, sumber daya manusia, uang, informasi
dan lain – lain. Sistem sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
materi atau energi.
Di dalam organisasi terjadi konversi dari input menjadi output dan di perlukan
banyak proses yang saling berhubungan dari fungsi-fungsi struktural yang ada sebagai
contoh RND, Produksi, Accounting, Marketing, IT dan lain -lain. Proses berjalan sampai
menjadi output dan akan di dapat data yang di hasilkan selama berjalan. Diharapkan data
dapat diolah menjadi informasi dan di kembalikan kembali ke setiap fungsi departemen
dimana akan di gunakan untuk mengukur kinerja, kontrol dan untuk pendukung dari
pengambilan keputusan. Ratusan atau ribuan proses ini saling berhubungan dan bekerja
sama dapat kita namakan dengan istilah business process. Business process akan
berkembang terus sejalan dengan berkembangnya organisasi.
Organisasi bukan sekedar shared vision, strategy, structure, system, style, staff and
skills. Organisasi bisa dilihat sebagai sistem sosial, ini cara paling pas melihat organisasi dari
perspektif lebih lebar. Inilah cara menterjemahkan “patterns” dan “events”. Pada masa lalu,
kita melihat organisasi hanya fokus pada bagian-bagian tertentu. Bila sebuah departemen
bekerja bagus sendiri dan tak terkoneksi dengan departemen lainnya, akibatnya organisasi
akan menderita.
Saat ini, banyak manajer mengakui begitu banyaknya bagian dalam organisasi,
khususnya keterkaitan antar bagian seperti koordinasi antara pusat dan daerah, mandor dan
buruh dan lain-lain. Para manajer saat ini lebih peduli pada apa yang bekerja di dalam
organisasi dan feedback. Jadi, bila ada persoalan dalam organisasi, manajer tidak serta
merta fokus pada persoalan yang dilaporkan, melainkan melihat pola keterkaitan yang lebih
besar. Manajer lebih fokus pada hasil yang ingin dicapai organisasi. Caranya, manajer lebih
fokus pada struktur yang bisa menciptakan perilaku yang mempengaruhi tindakan –
dibandingkan reaktif pada tindakan-tindakan yang selalu berulang sejak masa lalu.
* Teori Sistem dan Berfikir Sistem
Salah satu terobosan penting dalam melihat dunia yang kompleks adalah
teori sistem. Aplikasi teori ini dikenal sebagai analisis sistem. Salah satu alat bantu
analisis sistem adalah berfikir sistem. Secara awam, berfikir sistem adalah sebuah
cara membantu seseorang melihat dunia — termasuk organisasi — dari perspektif
yang luas termasuk struktur, pola dan tindakan dibandingkan melihat tindakan
secara khusus. Cara pandang yang luas membantu menemukenali isu-isu yang
mendasar dan tahu cara paling jitu mengatasinya.
*Karakter Sistem
Perilaku keseluruhan sistem bergantung pada keseluruhan struktur bukan
penjumlahan dari bagian-bagiannya. Struktur menentukan perilaku yang bermacammacam,
dan pada gilirannya menentukan berbagai kegiatan. Kerapkali, kita hanya
melihat dan menanggapi tindakan-tindakan. Inilah tindakan-tindakan yang
reaksioner. Kita lupa pada skema-skema yang lebih besar.
Seringkali di dalam organisasi, kita berfikir bisa memecah belah sistem dan
hanya merespon bagian-bagian di dalam sistem atau memilah bagian-bagian dari
sebuah topik. Teori sistem mengingatkan kita bila Anda mencincang sebuah gajah,
maka Anda tak mendapatkan segerombolan gajah-gajah kecil.
Sistem memiliki batas maksimum. Bila kita mencoba menciptakan sistem
yang lebih besar, maka sistem itu akan memecah diri untuk mencapai kestabilan
baru. Terlalu sering di dalam organisasi, kita selalu mencoba tumbuh dan membesar
– sampai batas sistemnya. Pada titik ini, kita lagi-lagi hanya melihat tindakan, bukan
perilaku, kebiasaan atau struktur yang mempengaruhinya. Jadi kita hanya berfikir
jangka pendek dan selalu menciptakan problem baru.
Ciri sistem yang lain yaitu sistem cenderung mencari keseimbangan di
lingkungannya. Sistem yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya, cenderung
cepat mencapai batasnya seperti feedback dari client atau pelanggan.
Relasi sirkular hidup antara keseluruhan sistem dan bagian-bagiannya. Coba
perhatikan sebuah organisasi biasanya selalu mengalami problem yang sama dan
terus berulang. Problem senantiasa melingkar di dalam organisasi. Dan pada
gilirannya, anggota organisasi bisa menemu-kenali pola berulang tapi tidak bisa
menemukan si siklusnya sendiri. Bila kita bisa menemukan siklus dan sirkularnya, kita
bisa melakukan intervensi yang sistemik.
* ORGANISASI SEBAGAI SISTEM SOSIAL
Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa pengertian organisasi adalah suatu
kelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan merupakan hasil yang berupa
barang, jasa, uang, pengetahuan dan lain – lain. Sedangkan pengertian dari sosial adalah
manusia yang berkaitan dengan masyarakat dan para anggotanya(dikutip dari
W3dictionary). Dengan demikian system sosial merupakan orang-orang dalam masyarakat
dianggap sebagai sistem yang disusun oleh karakteristik dari suatu pola hubungan dimana
sistem tersebut bekerja untuk mewujudkan keinginannya. Beberapa hal yang
menggambarkan organisasi sebagai system social antara lain dengan adanya organisasi
social dan organisasi social.
Perilaku organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana
orang bertindak di dalam organisasi. Dengan demikian dalam kaitannya dengan organisasi
sebagai sistem sosial maka kajian perilaku organisasi mencakup berbagai aspek seperti :
publik, bisnis, sosial dll. Sebagai contoh PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia)
sebagai organisasi yang bergerak dibidang olahraga sepakbola tidak hanya terpaku pada
satu aspek kajian yaitu sepakbola. Bidang – bidang lain juga harus dikaji untuk memajukan
organisasi dan mencapai tujuannya memajukan sepakbola Indonesia. Aspek yang dikaji
antara lain aspek bisnis, publik dll. Mungkin anda bertanya,”Apa kaitan sepakbola dengan
bisnis?”. Pada Zaman sekarang ini olahraga khususnya sepakbola memiliki kaitan dengan
aspek bisnis contohnya hak siar televise, iklan sponsor yang dapat menghasilkan income.
Kemudian apa hubungannya dengan social? Dalam aspek bisnis, masyarakat merupakan
pasar. Sedangkan dalam bidang olahraga masyarakat adalah factor pendukung dimana
masyarakat itu sendiri adalah bagian dari social.
Berdasarkan contoh di atas, kita tahu bahwa hampir semua pekerjaan dilakukan
dalam lingkup sosial. Begitupula dengan organisasi, organisasi akan berjalan dengan baik
jika diaturr dengan sistem yang baik sehingga cakupan sosial didalamnya dapat bekerja
sesuai pakem yang telah diatur dalam suatu sistem. Cakupan social yang dimaksud adalah
pekerjaan, komunikasi serta koordinasi yang dilakukan dalam organisasi tersebut untuk
mencapai tujuan bersama.
Faktor faktor Organisasi antara lain(menurut John Willey)
- Manusia
- Teknologi yang digunakan
- Tugas/ kerja
- Budaya organisasi
Manusia merupakan salah satu factor penting dalam organisasi. Manusia itu sendiri
merupakan makhluk social. Dan dalam organisasi manusia bekerja tidak sendiri, maka
manusia melakukan komunikasi serta koordinasi dalam bekerja. Dengan demikian aspek
social tidak dapat dipisahkan dari organisasi. Dan dapat dikatakan juda bahwa Sistem social
itu juga merupakan organisasi dan sebaliknya.
* RUANG LINGKUP ORGANISASI DAN METODE
A. Sifat dan maksud organisasi dan metode
Sebelum membahas apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup organisasi
metode, kita akan membahas apa yang menjadi sifat dan maksud organisasi metode.
Karena ruang lingkup organisasi metode akan menyangkut efisiensi prosedur tata
cara kerja yang dipakai dalam melaksanakan fungsi fungsi menejemen. Sedangkan
pengertian organisasi dan metode, antara manajemen , organisasi, dan tata cara
kerja merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, artinya kalau tata cara
kerjanya sudah efisien maka diharpkan kegiatan pelaksanaan fungsi fungsi
manajemen dalam organisasi akan berjalan lancar. Jadi dalam hal ini sifat dan
maksud organisasi metode adalah pelayanan terhadap manajer dan administrasi
yang berusaha memajukan tata cara kerja yang dipegunakan untuk pencapaian
efisiensi yang maksimal pada organisasi tersebut.
Referensi  :
Di ambil dari ( eziekim.wordpress.com/2010/01/…/sistem-perilaku-organisasi )
• http://azrl.wordpress.com/2009/01/17/sistem-sosial/
• Sutarto., Dasar-dasar organisasi, Gajah Mada University Press, 1998
• Widiatmini., Diktat Kuliah : Pengantar Organisasi dan Metode, gunadarma