Minggu, 06 November 2011

khutbah Idul Adha 1432 H


بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر (9×) الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرل وسبحان الله بكرة وأصيلا.
الحمد لله الكبير الذي عنت الوجوه لكبريائه وعظمته. الحي القيوم الذي دبر الكائنات بجكمته. القادر الذي أبدع الموجودات بإحسانه ورحمته. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له الذي جعل في تعاقب الأعياد عبرة لمن وقف عند حدوده ودوام على طاعته. وأشهد ان سيدنا ونبينا محمدا عبده ورسوله الداعي إلى الله بإذنه، ففتح لنا أبواب الرقى والسيادة بسنته. اللهم صلي وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تمسك بالدين وسلك طريق هدايته. أما بعد.
فيا عباد الله أوصيكم وإياي بتقوى الله وطاعته والسعى إلى مرضاته لنكون من أصحاب جنته.




الله أكبر ( 3* ) ولله الحمد
أيها الحاضرة رحمكم الله ...
Alhamdulillah, puji dan syukur terlebih dahulu marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada kita berjuta-juta kekuatan, sehingga kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan penuh khusu’ dan tawadhu’, semoga ibadah kita diterima oleh Allah SWT.
Hari yang cerah ini, dengan pancaran mentari pagi, seiring sinar cahaya rahmatan lil ‘Alamin dengan kekuasaan Allah SWT seluruh umat Islam berduyun-duyun menuju masjid, semua berkumpul menyatu dalam tujuan yang sama untuk melaksanakan shalat Idul Adha guna mengagungkan asma Ilahi dan tunduk bersimpuh dihadapan kebesaran Allah SWT.  
Pada bulan Dzulhijjah ada beberapa ibadah yang kita lakukan, diantaranya: saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji ke Baitullah.
Melaksanakan ibadah Haji adalah dambaan setiap umat Islam. Terlebih lagi, bila ibadah yang dilaksanakan diterima oleh Allah SWT sehingga hajinya menjadi mabrur. Rasulullah SAW bersabda: tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali Surga.
Ali Syariati seorang intelektual asal Iran mengemukakan ibadah haji merupakan sebuah perjalanan ritual dalam menghayati hakikat hidup dan keimanan kepada Allah SWT.
Menurut Ali Syariati: ibadah haji adalah sebuah demonstrasi simbolis dari falsafah penciptaan Adam. Gambaran selanjutnya adalah sebuah pertunjukan akbar tentang hakikat penciptaan, sejarah, keesaan, ideologi islam dan ummah.
“Allah adalah sutradaranya. Sedangkan skenario dan temanya adalah tentang perbuatan orang-orang yang terlibat dan para tokoh utamanya adalah Adam, Ibrahim, Siti Hajar, Ismail dan Iblis. Adapun lokasinya di Masjidil Haram (Ka’bah), Mas’a (tempat sa’i), Arafah, Masy’ar dan Mina. Simbolnya adalah Ka’bah, Shafa, Marwa, siang, malam, matahari terbit, matahari tenggelam, berhala dan upacara kurban. Pakaiannya adalah Ihram dan aktor dari peran-peran dalam pertumjukan itu adalah umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah Haji ”. 



الله أكبر ( 3* ) ولله الحمد
أيها الحاضرة رحمكم الله
Syariat atau perintah untuk melaksanakan ibadah haji ini tidak hanya berlaku pada umat sekarang ini atau sejak masa Rasulullah SAW. jauh sebelum itu, haji telah diperintahkan kepada Nabi dan Rasul-rasul Allah terdahulu.
Sebagian riwayat menyatakan, orang yang pertama kali melaksanakan ibadah haji adalah Nabi Adam as. Ketika diturunkan dari Surga, Adam terpisah dengan isterinya Siti Hawa.
Sejumlah sumber menyatakan, Nabi Adam diturunkan di India sedangkan Siti Hawa di Jeddah. Dalam upayanya mencari Siti Hawa, Allah memerintahkan Nabi Adam untuk melaksanakan Haji ke Baitullah di Mekah, pada akhirnya Nabi Adam bertemu dengan Siti Hawa di Arafah tepatnya di Jabal Rahmah. Setelah itu mereka berdua melaksanakan tawaf dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali.
Setelah Nabi Adam as, Nabi dan Rasul-rasul berikutnya juga melaksanakan ibadah haji, lalu diikuti oleh Nabi Ibrahim as hingga masa Rasulullah SAW. setelah Allah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim as untuk membangun ka’bah, ia pun diperintahkan untuk melaksanakan haji dan mengajak umat manusia agar melakukan hal serupa, untuk menyucikan rumah Allah dengan bertawaf.
Pada masa Rasulullah SAW, ibadah haji baru disyariatkan (diwajibkan) pada tahun ke 6 H, atau kurang lebih enam tahun sejak beliau berhijrah dari Mekah ke Madinah. Namun pada masa awal ini, Rasul belum melaksanakan ibadah haji, kecuali beberapa sahabat seperti, Abu Bakar ra dan Umar bin Khattab ra.
Nabi Muhammad SAW baru melaksanakan ibadah haji pada tahun ke 9 H atau sekitar 3 tahun sebelum beliau wafat yaitu Haji Wada’. Pada masa Rasul inilah, pelaksanaan ibadah haji dilakukan secara lengkap dengan syarat, rukun dan wajib haji. Seperti Tawaf, Sai, Wukuf, melontar jumrah, tahallul dan ihram.       


ألله أكبر ( 3* ) ولله الحمد
أيها الحاضرة والزملاء الأعزة
Hikmah dibalik diwajibkan dan disyariatkannya haji amatlah banyak. Diantara hikmah-hikmah tersebut adalah Allah menyiapkan manusia menuju peribadatan yang sempurna kepada-Nya, karena ada kegiatan-kegiatan dalam haji yang tidak diketahui maknanya oleh manusia, tetapi dilakukan dengan penyerahan dan kepatuhan. Misalnya berthawaf di Ka’bah, mengapa thawaf itu tujuh kali bukannya tiga atau lima, mengapa dimulainya di Hajar aswad bukan di rukun Yamani? Untuk apa melempar jumrah ? mengapa tujuh kali lempar? Untuk apa wukuf hikmah apa yang bisa diambil dari wukuf?
Semua itu dimaksudkan agar manusia belajar menyembah Allah. Hal ini tercermin dalam Talbiyah yang dikumandangkan oleh orang yang berhaji “Labbaika Allahumma labbaika” (aku menerima panggilan-Mu ya Allah). Maka ia mememnuhi panggilan Allah, mengikuti yang diperintahkannya.
Dari segi lain bahwa dalam ibadah haji ada latihan nilai-nilai, norma-norma yang dibawa oleh Islam untuk diimplementasikan dalam kehidupan. Misalnya, nilai persamaan antar manusia, manusia semua sama. Sabda Nabi SAW “sesungguhnya Tuhanmu satu dan bapakmu satu, setiap kamu adalah dari Adam,  dan Adam diciptakan dari debu (tanah)”.
Kita bandingkan dengan riual shalat, meski mengandung makna persamaan tetapi diantara orang-orang masih terdapat perbedaan dalam menunaikannya, misalnya dalam menggunakan sorban, peci, atau memakai ikal. Setiap orang mengenakan pakaian shalat sesuai yang berlaku dimasyarakatnya, dan dinegerinya. Perbedaaan dalam shalat pun masih ada, meski dalam satu barisan, tetapi haji dimaksudkan untuk meniadakan perbedaan-perbedaan yang ada. Maka diperintahkan untuk mengenakan pakaian yang lebih menyerupai pakaian (kafan) mayat. Seakan mengingatkan kepada manusia akan kehidupan akhirat, yaitu kehidupan setelah dunia ini. Inilah arti persamaan.
Disamping itu ada makna perdamaian, Islam datang dengan perdamaian. Sebagaimana firman Allah SWT:




Artinya:  Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. al-Baqarah: 208).
Ketika jama’ah haji telah selesai melakukan ihram, dilarang untuk berburu bintang, bahkan memakan bintang yang diburu untuknya, hingga ditempat suci tidak dibenarkan untuk berburu, serta tidak memotong rerumputan atau pepohonan. Semuanya itu karena ia berada dalam perjalanan yang penuh kedamaian.
Inilah buah dari peribadatan haji di dunia. Adapaun balasan di akhirat adalah sabda Nabi SAW “Haji yang mabrur tiada balasannya kecuali Surga” dan sabda beliau “siapa saja yang berhaji tidak berkta kotor dan berbuat fasik, maka ia kembali dari dosa-dosanya seperti baru dilahirkan ibunya”.


ألله أكبر ( 3* ) ولله الحمد
أيها الحاضرة رحمكم الله
Selain itu pada hari ini, umat Islam menyembelih hewan kurban. Dalam merayakan hari raya berbeda dengan umat lain karena hari raya memiliki makna rabbani (ketuhanan) dan makna insani (kemanusiaan). Misalnya, pada hari raya idul fitri, Allah memerintahkan kita untuk membayar zakat fitrah, sebagai pemberian dan pertolongan kepada orang-orang miskin. Sementara pada hari raya Idul Adha, Allah memerintahkan umatnya yang mampu untuk berqurban, untuk memberikan kelapangan jiw adalam diri, keluarga dan orang-orang Fakir. 
Ibadah qurban adalah suatu amal yang memiliki kedudukan yang sangat mulia dihadapan Allah SWT dan kedudukan tersebut tidak dapat dicapai dengan ibadah lain selain qurban.
Sifat-sifat binatang qurban diabadikan hingga hari kiamat, amal ibadah qurban mendapat perhatian khusus dari Allah, sehingga imbalannya pun Allah sediakan sebelum darah binatang jatuh menyentuh tanah. Sebagaimana sabda Nabi SAW:
عن عائشة رضى الله عنها قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما تقرب إلى الله تعالى يوم النحر بشئهو أحب إلى الله تعالى من إهراق الدم وأنها لتأتي يوم القيامة بقرونها وأشعارها وأظلافها وأن الدم ليقع من الله تعالى بمكان قبل أن يقع على الأرض فيطيبوا بها نفسا.   
Dari ‘Aisyah ra berkata Rasulullah SAW: “tidak ada cara pendekatan diri kepada Allah pada hari Qurban yang lebih Allah cintai daripada mencucurkan darah binatang qurban. Binatang itu akan datang pada hari kiamat lengkap dengan tanduk, bulu dan kukunya. Dan sebelum darahnya tercatat dihadapan Allah sebelum jatuh ke tanah. Maka hendaklah mereka membersihkan diri dengan qurban ” (HR. Hakim dan Tirmidzi).
Mudah-mudahan kita dapat meneladani jejak keluarga Nabi Ibrahim as dan Nabi Muhammad SAW dan semoga amal ibadah kita di terima disisi Allah SWT.
Marilah kita tundukkan kepala kita, kita sucikan hati kita dari noda dosa dan maksiat, kita rendahkan diri kita dihadapan sang Khalik Yang Maha Kuasa seraya mengangkat kedua tangan kita yang lemah memohon semoga apa yang menjadi hajat dan harapan kita dikabulkan Allah SWT.

رَبِّ اجْعَـلْ هذَا الْبَـلَدَ آمِنًا وَاجْـنُبْنِيْ وَبَنِيَّ أَنْ نَعْـبُدَ اْلأَصْـنَامَ
“Ya Allah Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku  dari menyembah berhala” (QS. Ibrahim: 35).
رَبِّ اجْعَـلْنِيْ مُـقِـيْمَ الصَّـلَوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّـتِيْ رَبَّـنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan kami perkenankanlah do’a kami” (QS. Ibrahim: 40)
رَبَّيْ اغْـفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَـمْهُمَا كَمَا رَبَّيَـانِيْ صّغِيْرًا
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

أوصيكم بنفس بتقى الله وطاعته
والله الموافق إلى أقوام الطريق والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

مطمئنة نور





      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar