بسم الله الرحمن الرحيم
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر
(9×)
الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرل وسبحان الله بكرة وأصيلا.
الحمد
لله الكبير الذي عنت الوجوه لكبريائه وعظمته. الحي القيوم الذي دبر الكائنات بجكمته.
القادر الذي أبدع الموجودات بإحسانه ورحمته. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك
له الذي جعل في تعاقب الأعياد عبرة لمن وقف عند حدوده ودوام على طاعته. وأشهد ان سيدنا
ونبينا محمدا عبده ورسوله الداعي إلى الله بإذنه، ففتح لنا أبواب الرقى والسيادة بسنته.
اللهم صلي وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تمسك بالدين وسلك طريق هدايته.
أما بعد.
فيا
عباد الله أوصيكم وإياي بتقوى الله وطاعته والسعى إلى مرضاته لنكون من أصحاب جنته.
الله أكبر
( 3* ) ولله الحمد
أيها الحاضرة
رحمكم الله ...
Alhamdulillah, puji dan syukur
terlebih dahulu marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kepada kita berjuta-juta kekuatan, sehingga kita dapat melaksanakan
ibadah ini dengan penuh khusu’ dan tawadhu’, semoga ibadah kita diterima oleh
Allah SWT.
Hari yang cerah ini, dengan
pancaran mentari pagi, seiring sinar cahaya rahmatan lil ‘Alamin dengan
kekuasaan Allah SWT seluruh umat Islam berduyun-duyun menuju masjid, semua
berkumpul menyatu dalam tujuan yang sama untuk melaksanakan shalat Idul Adha
guna mengagungkan asma Ilahi dan tunduk bersimpuh dihadapan kebesaran Allah
SWT.
Pada bulan Dzulhijjah ada beberapa
ibadah yang kita lakukan, diantaranya: saudara-saudara kita yang sedang
menunaikan ibadah haji ke Baitullah.
Melaksanakan ibadah Haji adalah
dambaan setiap umat Islam. Terlebih lagi, bila ibadah yang dilaksanakan
diterima oleh Allah SWT sehingga hajinya menjadi mabrur. Rasulullah SAW
bersabda: tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali Surga.
Ali Syariati seorang intelektual
asal Iran mengemukakan ibadah haji merupakan sebuah perjalanan ritual dalam
menghayati hakikat hidup dan keimanan kepada Allah SWT.
Menurut Ali Syariati: ibadah haji
adalah sebuah demonstrasi simbolis dari falsafah penciptaan Adam. Gambaran selanjutnya
adalah sebuah pertunjukan akbar tentang hakikat penciptaan, sejarah, keesaan,
ideologi islam dan ummah.
“Allah adalah sutradaranya.
Sedangkan skenario dan temanya adalah tentang perbuatan orang-orang yang
terlibat dan para tokoh utamanya adalah Adam, Ibrahim, Siti Hajar, Ismail dan
Iblis. Adapun lokasinya di Masjidil Haram (Ka’bah), Mas’a (tempat sa’i),
Arafah, Masy’ar dan Mina. Simbolnya adalah Ka’bah, Shafa, Marwa, siang, malam,
matahari terbit, matahari tenggelam, berhala dan upacara kurban. Pakaiannya
adalah Ihram dan aktor dari peran-peran dalam pertumjukan itu adalah umat Islam
yang sedang melaksanakan ibadah Haji ”.
الله أكبر ( 3* ) ولله الحمد
أيها الحاضرة رحمكم الله
Syariat atau perintah untuk
melaksanakan ibadah haji ini tidak hanya berlaku pada umat sekarang ini atau
sejak masa Rasulullah SAW. jauh sebelum itu, haji telah diperintahkan kepada
Nabi dan Rasul-rasul Allah terdahulu.
Sebagian riwayat menyatakan, orang
yang pertama kali melaksanakan ibadah haji adalah Nabi Adam as. Ketika
diturunkan dari Surga, Adam terpisah dengan isterinya Siti Hawa.
Sejumlah sumber menyatakan, Nabi
Adam diturunkan di India sedangkan Siti Hawa di Jeddah. Dalam upayanya mencari
Siti Hawa, Allah memerintahkan Nabi Adam untuk melaksanakan Haji ke Baitullah
di Mekah, pada akhirnya Nabi Adam bertemu dengan Siti Hawa di Arafah tepatnya
di Jabal Rahmah. Setelah itu mereka berdua melaksanakan tawaf dengan
mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali.
Setelah Nabi
Adam as, Nabi dan Rasul-rasul berikutnya juga melaksanakan ibadah haji, lalu
diikuti oleh Nabi Ibrahim as hingga masa Rasulullah SAW. setelah Allah
memerintahkan kepada Nabi Ibrahim as untuk membangun ka’bah, ia pun
diperintahkan untuk melaksanakan haji dan mengajak umat manusia agar melakukan
hal serupa, untuk menyucikan rumah Allah dengan bertawaf.
Pada masa
Rasulullah SAW, ibadah haji baru disyariatkan (diwajibkan) pada tahun ke 6 H,
atau kurang lebih enam tahun sejak beliau berhijrah dari Mekah ke Madinah.
Namun pada masa awal ini, Rasul belum melaksanakan ibadah haji, kecuali
beberapa sahabat seperti, Abu Bakar ra dan Umar bin Khattab ra.
Nabi Muhammad
SAW baru melaksanakan ibadah haji pada tahun ke 9 H atau sekitar 3 tahun
sebelum beliau wafat yaitu Haji Wada’. Pada masa Rasul inilah, pelaksanaan
ibadah haji dilakukan secara lengkap dengan syarat, rukun dan wajib haji.
Seperti Tawaf, Sai, Wukuf, melontar jumrah, tahallul dan ihram.
ألله أكبر ( 3* ) ولله الحمد
أيها
الحاضرة والزملاء الأعزة
Hikmah dibalik
diwajibkan dan disyariatkannya haji amatlah banyak. Diantara hikmah-hikmah
tersebut adalah Allah menyiapkan manusia menuju peribadatan yang sempurna
kepada-Nya, karena ada kegiatan-kegiatan dalam haji yang tidak diketahui
maknanya oleh manusia, tetapi dilakukan dengan penyerahan dan kepatuhan.
Misalnya berthawaf di Ka’bah, mengapa thawaf itu tujuh kali bukannya tiga atau
lima, mengapa dimulainya di Hajar aswad bukan di rukun Yamani? Untuk apa
melempar jumrah ? mengapa tujuh kali lempar? Untuk apa wukuf hikmah apa yang
bisa diambil dari wukuf?
Semua itu dimaksudkan
agar manusia belajar menyembah Allah. Hal ini tercermin dalam Talbiyah yang
dikumandangkan oleh orang yang berhaji “Labbaika Allahumma labbaika”
(aku menerima panggilan-Mu ya Allah). Maka ia mememnuhi panggilan Allah,
mengikuti yang diperintahkannya.
Dari segi lain
bahwa dalam ibadah haji ada latihan nilai-nilai, norma-norma yang dibawa oleh
Islam untuk diimplementasikan dalam kehidupan. Misalnya, nilai persamaan antar
manusia, manusia semua sama. Sabda Nabi SAW “sesungguhnya Tuhanmu satu dan bapakmu
satu, setiap kamu adalah dari Adam, dan
Adam diciptakan dari debu (tanah)”.
Kita
bandingkan dengan riual shalat, meski mengandung makna persamaan tetapi
diantara orang-orang masih terdapat perbedaan dalam menunaikannya, misalnya
dalam menggunakan sorban, peci, atau memakai ikal. Setiap orang mengenakan
pakaian shalat sesuai yang berlaku dimasyarakatnya, dan dinegerinya. Perbedaaan
dalam shalat pun masih ada, meski dalam satu barisan, tetapi haji dimaksudkan
untuk meniadakan perbedaan-perbedaan yang ada. Maka diperintahkan untuk
mengenakan pakaian yang lebih menyerupai pakaian (kafan) mayat. Seakan
mengingatkan kepada manusia akan kehidupan akhirat, yaitu kehidupan setelah
dunia ini. Inilah arti persamaan.
Disamping itu
ada makna perdamaian, Islam datang dengan perdamaian. Sebagaimana firman Allah
SWT:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu
ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. al-Baqarah: 208).
Ketika jama’ah
haji telah selesai melakukan ihram, dilarang untuk berburu bintang, bahkan
memakan bintang yang diburu untuknya, hingga ditempat suci tidak dibenarkan
untuk berburu, serta tidak memotong rerumputan atau pepohonan. Semuanya itu
karena ia berada dalam perjalanan yang penuh kedamaian.
Inilah buah
dari peribadatan haji di dunia. Adapaun balasan di akhirat adalah sabda Nabi
SAW “Haji yang mabrur tiada balasannya kecuali Surga” dan sabda beliau “siapa
saja yang berhaji tidak berkta kotor dan berbuat fasik, maka ia kembali dari
dosa-dosanya seperti baru dilahirkan ibunya”.
ألله أكبر ( 3* ) ولله الحمد
أيها الحاضرة رحمكم الله
Selain itu
pada hari ini, umat Islam menyembelih hewan kurban. Dalam merayakan hari raya
berbeda dengan umat lain karena hari raya memiliki makna rabbani (ketuhanan)
dan makna insani (kemanusiaan). Misalnya, pada hari raya idul fitri, Allah
memerintahkan kita untuk membayar zakat fitrah, sebagai pemberian dan
pertolongan kepada orang-orang miskin. Sementara pada hari raya Idul Adha,
Allah memerintahkan umatnya yang mampu untuk berqurban, untuk memberikan
kelapangan jiw adalam diri, keluarga dan orang-orang Fakir.
Ibadah qurban
adalah suatu amal yang memiliki kedudukan yang sangat mulia dihadapan Allah SWT
dan kedudukan tersebut tidak dapat dicapai dengan ibadah lain selain qurban.
Sifat-sifat
binatang qurban diabadikan hingga hari kiamat, amal ibadah qurban mendapat
perhatian khusus dari Allah, sehingga imbalannya pun Allah sediakan sebelum
darah binatang jatuh menyentuh tanah. Sebagaimana sabda Nabi SAW:
عن عائشة رضى الله عنها قالت: قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم: ما تقرب إلى الله تعالى يوم النحر بشئهو أحب إلى الله تعالى من
إهراق الدم وأنها لتأتي يوم القيامة بقرونها وأشعارها وأظلافها وأن الدم ليقع من
الله تعالى بمكان قبل أن يقع على الأرض فيطيبوا بها نفسا.
Dari ‘Aisyah ra berkata Rasulullah SAW: “tidak ada cara
pendekatan diri kepada Allah pada hari Qurban yang lebih Allah cintai daripada
mencucurkan darah binatang qurban. Binatang itu akan datang pada hari kiamat
lengkap dengan tanduk, bulu dan kukunya. Dan sebelum darahnya tercatat
dihadapan Allah sebelum jatuh ke tanah. Maka hendaklah mereka membersihkan diri
dengan qurban ” (HR. Hakim dan Tirmidzi).
Mudah-mudahan kita dapat meneladani jejak keluarga Nabi
Ibrahim as dan Nabi Muhammad SAW dan semoga amal ibadah kita di terima disisi
Allah SWT.
Marilah kita
tundukkan kepala kita, kita sucikan hati kita dari noda dosa dan maksiat, kita
rendahkan diri kita dihadapan sang Khalik Yang Maha Kuasa seraya mengangkat
kedua tangan kita yang lemah memohon semoga apa yang menjadi hajat dan harapan
kita dikabulkan Allah SWT.
رَبِّ اجْعَـلْ هذَا الْبَـلَدَ آمِنًا
وَاجْـنُبْنِيْ وَبَنِيَّ أَنْ نَعْـبُدَ اْلأَصْـنَامَ
“Ya Allah Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang
aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku
dari menyembah berhala” (QS. Ibrahim: 35).
رَبِّ اجْعَـلْنِيْ مُـقِـيْمَ الصَّـلَوةِ
وَمِنْ ذُرِّيَّـتِيْ رَبَّـنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku
orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan kami perkenankanlah do’a
kami” (QS. Ibrahim: 40)
رَبَّيْ اغْـفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَـمْهُمَا
كَمَا رَبَّيَـانِيْ صّغِيْرًا
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا
عذاب النار
أوصيكم بنفس بتقى الله وطاعته
والله الموافق إلى أقوام الطريق والسلام عليكم
ورحمة الله وبركاته
مطمئنة نور
Tidak ada komentar:
Posting Komentar